KANKER PROSTAT
A. Definisi Kanker Prostat
Kanker
prostat merupakan jenis kanker yang menyerang pria dan terjadi dalam
kelenjar prostat. Jenis kanker ini umumnya memiliki gejala gangguan buang air
kecil. Sebagian besar pengidap kanker prostat umumnya berusia lebih dari 65
tahun. Meski begitu, kanker prostat terbilang tidak agresif dan terjadi secara
perlahan.
Prostat sendiri merupakan kelenjar kecil yang berada di dasar kandung kemih. Kelenjar ini termasuk dalam sistem reproduksi dan letaknya mengelilingi saluran yang bertugas membawa urine dari kandung kemih menuju ke penis. Selain itu, kelenjar prostat juga berperan sebagai penghasil semen, yaitu suatu cairan yang keluar bersama dengan sperma saat terjadi ejakulasi.
B. Gejala Kanker Prostat
Kanker
prostat mungkin tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Gejala baru akan
timbul ketika prostat membesar atau mengalami pembengkakan dan mulai
memengaruhi uretra. Jika tahap ini terjadi, biasanya gejala yang terasa, yaitu:
·
Lebih sering buang
air kecil, terutama saat malam hari.
·
Nyeri atau panas
pada penis saat buang air kecil atau ejakulasi.
·
Merasa kandung
kemih selalu penuh.
·
Darah dalam urine
atau air mani.
·
Tekanan saat
mengeluarkan urine berkurang.
·
Sulit untuk
menahan buang air kecil.
Kasus stadium lanjut dari kanker prostat adalah terjadi metastasis ke tulang. Akibatnya, kondisi ini menimbulkan rasa nyeri hebat pada tulang belakang, tulang panggul, atau pangkal paha.
C. Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Prostat
Penyebab
dari kanker prostat adalah perubahan genetik atau mutasi pada sel-sel yang
berada di kelenjar prostat. Namun, penyebab terjadinya mutasi itu sendiri masih
belum diketahui dengan pasti. Meski begitu, ada beberapa faktor yang diduga
bisa meningkatkan risiko pria mengalami kanker prostat, yaitu:
·
Usia.
·
Mengidap obesitas.
·
Asupan serat yang
tidak terpenuhi, seperti kurangnya asupan likopen dan antioksidan.
·
Terpapar bahan
kimia berbahaya.
·
Mengidap penyakit
menular seksual.
· Adanya riwayat genetik.
D. Diagnosis Kanker Prostat
Apabila
setelah dilakukan pemeriksaan PSA atau rektal menunjukkan tanda kelainan,
dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan guna memastikan diagnosis kanker
prostat benar dan akurat. Jenis pemeriksaan yang biasanya dilakukan, yaitu:
·
USG prostat. Pemeriksaan
ini dilakukan dengan pengamatan kelenjar prostat menggunakan alat USG.
·
MRI. Pemeriksaan
ini dilakukan guna untuk mendeteksi adanya kelainan pada kelenjar prostat.
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan gelombang radio dan magnet.
·
Biopsi prostat. Pemeriksaan
ini dilakukan dengan pengambilan sampel pada jaringan kelenjar prostat. Sampel
kemudian akan diamati lebih lanjut di laboratorium.
E. Pencegahan Kanker Prostat
Kanker
prostat tak bisa dicegah. Namun, perubahan gaya hidup sehat bisa membantu
mengurangi risikonya, seperti:
·
Mengonsumsi buah
dan sayur setiap hari.
·
Rutin olahraga.
·
Mempertahankan
berat badan ideal.
·
Tidak merokok atau
mengonsumsi minuman beralkohol.
·
Kelola stres
dengan baik.
F. Pengobatan Kanker Prostat
Jika
masih stadium awal, dokter biasanya akan melakukan pengamatan secara intensif.
Pasalnya, penanganan yang dilakukan pada kanker prostat stadium awal justru
memiliki efek samping yang lebih besar daripada manfaatnya.
Meski
begitu, selama dalam pengawasan, pengidap akan menjalani biopsi dan pemeriksaan
PSA secara teratur guna mendeteksi apakah terdapat tanda pertumbuhan kanker.
Bila ternyata sel kanker berkembang, dokter akan merekomendasikan beberapa
jenis pengobatan lainnya, seperti:
·
Operasi
prostat. Operasi dilakukan dengan pengangkatan sebagian atau seluruh
kelenjar prostat juga beberapa jaringan serta kelenjar getah bening di area
sekitar yang terkena sel kanker.
·
Terapi
radiasi. Terapi radiasi atau radioterapi akan dilakukan setelah operasi
guna membunuh sisa sel kanker. Jenis pengobatan ini juga dilakukan untuk
meringankan gejala dan menghambat proses perkembangan sel kanker pada pengidap
kanker prostat stadium lanjut.
·
Terapi hormon.
Pengobatan ini bisa dilakukan sebelum atau setelah terapi radiasi. Jika
dilakukan sebelumnya, terapi hormon diharapkan dapat meningkatkan tingkat
keberhasilan pengobatan. Sementara jika dilakukan setelah radioterapi,
pengobatan tersebut diharapkan mampu mengurangi risiko sel kanker muncul
kembali.
·
Kemoterapi. Kemoterapi menggunakan obat untuk membantu menghilangkan
sel kanker yang agresif. Obat-obatan tersebut bisa diberikan melalui infus atau
tablet. Pengobatan ini dilakukan apabila kanker sudah menyebar ke organ lain.
· Krioterapi. Metode pengobatan ini dilakukan dengan membekukan jaringan dengan cara memasukkan gas yang begitu dingin guna membunuh sel kanker.
0 Comments