KENALI YUK MENTAL ILLNESS SERTA JENIS-JENISNYA

 MENTAL ILLNESS 

SERTA

JENIS-JENIS GANGGUANNYA


    Manusia tidak hanya perlu memperhatikan kesehatan fisik luarnya. Melainkan, secara batin juga perlu dijaga agar tidak sampai memicu stress dan gangguan mental. Oleh karena itu, sangat penting datang ke psikolog atau psikiater untuk berkonsultasi terkait keluhan yang dirasakan.

    Kondisi mental adalah dasar emosi yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari, termasuk cara berpikir, berkomunikasi, belajar, ketahanan psikologis dan rasa percaya diri. Ketika seseorang mengalami tekanan mental yang sangat mengganggu, sehingga menghambat aktivitas maka kondisi tersebut bisa jadi termasuk mental illnes. Lalu, apa itu sebenarnya mental illness ??

    Mental illness atau yang disebut juga gangguan kesehatan mental adalah istilah yang mengacu pada berbagai kondisi yang memengaruhi pemikiran, perasaan, suasana hati atau perilaku seseorang. Kondisi ini bisa terjadi hanya sesekali atau berlangsung dalam waktu yang lama. Sama halnya seperti penyakit fisik yang berbeda-beda jenis dan tingkat keparahannya, gangguan kejiwaan pun memiliki beberapa jenis.

    Karena berhubungan dengan pikiran dan perasaan, kondisi ini bisa dibilang membutuhkan perawatan yang cukup rumit. Meski begitu, mental illness tetap bisa diobati dan dikendalikan dengan perpaduan psikoterapi dan obat-obatan dari dokter.

Jadi apa saja gejalanya seseorang mengalami mental illness ??


    Ada berbagai macam gejala mental illness, berdasarkan jenis gangguan mental tersebut. Tanda-tanda yang terjadi dapat menyerang fisik maupun kondisi psikologis, serta berpengaruh pada emosi dan pikiran. Contoh-contohnya antara lain:

  • Perasaan sedih dan sulit merasa bahagia
  • Kebingungan saat berpikir serta menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi
  • Perasaan cemas yang berlebihan
  • Sering merasa takut
  • Perasaan bersalah yang terus-menerus
  • Suasana hati yang sering berubah-ubah
  • Cenderung menghindar dari teman dan aktivitas yang disukai
  • Sering merasa lelah dan tidak berenergi, tapi sulit tertidur.
  • Terpisah dari kenyataan, delusional atau berhalusinasi.
  • Tidak mampu menanggulangi masalah atau stress.
  • Sulit memahami situasi dan orang di sekitar.
  • Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dan penyalahgunaan obat terlarang.
  • Perubahan signifikan pada pola makan (gangguan makan).
  • Perubahan pada harat atau dorongan seksual.
  • Kemarahan yang berlebihan mengarah pada kekerasan.
  • Pikiran untuk mengakhiri hidup

    Terkadang gejala mental illness juga muncul secara fisik, misalnya nyeri punggung, sakit perut, sakit kepala atau nyeri dan rasa sakit yang tidak dapat diketahui penyebabnya.

Penyebab dan Risiko Mental Illness

    Secara umum, gangguan mental disebabkan oleh faktor yang bervariasi, dari genetik atau faktor keturunan maupun lingkungan. Berikut ini penjelasannya :

1. Faktor genetik : Penyakit mental bisa diwariskan dari garis keturunan. Gen tertentu bisa membawa risiko terjadinya penyakit mental.

2. Paparan saat dalam kandungan : Konsumsi alkohol, penyalahgunaan obat-obatan, paparan zat kimia berbahaya dan beracun pada ibu hamil, berisiko menyebabkan gangguan pada janin termasuk risiko gangguan mental terhadap perkembangannya.

3. Senyawa kimia di otak : Neurotransmitter adalah zat kimia pada otak kita yang berfungsi membawa sinyal saraf ke seluruh bagian tubuh. Ketika jaringan saraf dan zat kimia ini terganggu, fungsi penerima saraf berubah dan bisa mengarah memicu depresi maupun gangguan emosi lain.

Jenis-Jenis Mental Illness

1. Anxiety Disorder


    Mungkin sudah tidak asing lagi mendengar gangguan mental satu ini. Anxiety Disorder atau gangguan kecemasan umumnya disebabkan oleh pengaruh faktor lingkungan yang membebankan pikiran dan memicu stress. Akibat dari gangguan ini, penderita merasa gelisah tanpa henti serta rasa takut tanpa alasan yang pasti.

    Penderita gangguan ini cenderung gampang merasa lelah, kesulitan untuk berkonsentrasi, sensitif, bahkan sampai tidur tidak tenang. Biasanya, anxiety disorder sering dialami oleh remaja yang belum matang dalam hal usia dan pola pikir.

2. Skizofrenia

    Jenis mental illness selanjutnya adalah skizofrenia yang mengakibatkan penderitanya mengalami halusinasi. Orang-orang yang mengalami gangguan ini sulit membedakan antara dunia ilusi dan kenyataan, sehingga tidak jarang ditemui penderita yang sering berbicara sendiri, bertingkah laku aneh dan lain-lain.

3. Bipolar


    Bipolar merupakan salah satu gangguan kejiwaan yang cukup terkenal di lapisan masyarakat. Gangguan ini bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Ciri penderita bipolar ialah mengalami perubahan mood yang berlangsung cepat tanpa adanya alasan kuat. Misalnya, seorang nenek sedang merasa sangat sedih lalu kemudian tertawa terbahak-bahak. Pengobatan yang bisa dilakukan untuk meredakan gangguan kejiwaan ini yaitu dengan cara terapi atau berkonsultasi ke psikolog maupun psikiater.

Diagnosis dan Perawatan Mental Illness

    Untuk mendiagnosis kondisi mental illness yang diderita pasien, psikiater akan mulai dengan meninjau gejala dan keluhan yang dirasakan oleh pasien ataupun orang di sekitar pasien, riwayat obat-obatan atau suplemen yang dikonsumsi pasien, serta riwayat penyakit mental pada pasien dan keluarganya.

    Setelah itu, psikiater juga akan melakukan pemeriksaan fisik, mulai dari pemeriksaan fisik, saraf, laboratorium, dan radiologi. Hal ini penting untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit fisik yang bisa menimbulkan gejala mental illness, misalnya penyakit tiroid atau stroke.

    Jika psikiater mendiagnosis bahwa pasien menderita mental illness, umumnya perawatan yang akan diberikan adalah sebagai berikut:

1. Terapi perilaku kognitif

    Ini adalah jenis psikoterapi yang dilakukan untuk mengubah dan mengembangkan pola pikir dan perilaku pasien dari yang negatif menjadi lebih posiitif. Terapi ini bisa diberikan untuk penderita gangguan bipolar, depresi, gangguan kecemasan, dan skizofrenia.

2. Terapi interpersonal

    Psikoterapi interpersonal dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki hubungan dan cara pasien berinteraksi pasien dengan orang lain, misalnya pasangan, keluarga, atau sahabatnya. Pasien akan diajarkan cara berempati dan menyelesaikan konflik dengan orang lain.

3. Terapi perilaku dialektis

    Umumnya, terapi ini digunakan untuk pasien dengan gangguan kepribadian ambang, tetapi bisa juga digunakan untuk jenis mental illness yang lainnya. Ini adalah jenis psikoterapi yang dilakukan dengan tujuan untuk membantu pasien mental illness mengelola dan merespons emosi tersebut dengan positif.

4. Obat-obatan

    Selain psikoterapi, psikiater juga mungkin akan meresepkan obat-obatan untuk pasien mental illness. Peresepan obat-obatan ini bertujuan untuk mengurangi gejala yang dirasakan oleh pasien, bukan untuk menyembuhkan mental illness-nya. Berikut ini adalah beberapa contoh obatnya:

  • Obat antidepresan, biasanya diresepkan untuk pasien depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan makan
  • Obat antipsikotik, biasanya diresepkan untuk pasien skizofrenia dan gangguan kecemasan kronis
  • Obat penstabil mood, biasanya diresepkan untuk pasien dengan gangguan bipolar
  • Obat tidur dan obat penenang, biasanya diresepkan untuk pasien yang mengalami gangguan tidur dan gangguan kecemasan kronis

    Mental illness memiliki berbagai macam bentuk. Meski tidak terlihat sebagai sesuatu yang mengganggu fungsi organ tubuh, kondisi ini bisa menyebabkan penderitanya tidak bisa berfungsi dan bersosialisasi sebagaimana harusnya. Mental illness juga membuat penderitanya rentan menyakiti dirinya sendiri.

    Oleh karena itu, mental illness perlu segera ditemukan dan diatasi. Sayangnya, sering kali mental illness tidak dianggap sebagai sebuah penyakit dan bahkan dicap buruk oleh masyarkat. Hal ini membuat penderita mental illness malu untuk berobat ke dokter dan semakin menderita.

    Padahal, mental illness bukanlah hal yang memalukan. Sama halnya seperti penyakit fisik, seperti pilek ataupun diabetes, mental illness adalah masalah medis yang umum ditemukan dan bisa diatasi.

    Jadi, jika Anda mengalami gejala-gejala mental illness seperti yang telah disebutkan atau memiliki kerabat yang mengalaminya, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Post a Comment

0 Comments

Search This Blog