HOMEOSTASIS

 HOMEOSTASIS

    Homeostatis adalah segala upaya yang dilakukan oleh tubuh kita agar lingkungan hidup sel didalam tubuh kita, yaitu cairan extrasel selalu dalam keadaan statis, konstan atau menetap. Cairan extrasel sebagai tempat sel hidup menyediakan berbagai kebutuhan sel. Namun, disitu pulalah sel akan membuang berbagai sisa metabolismenya dan melepaskan berbagai macam produk yang dihasilkannya.

1.1 Mekanisme Homeostatis

    Mekanisme homeostatis melibatkan hampir seluruh sistem organ tubuh. Walaupun kondisi internal berubah secara konstan, tubuh dilindungi terhadap perubahan yang besar dengan mekanisme kontrol pengaturan sendiri seperti umpan balik. Sistem ini mengacu pada pemberian informasi dari suatu sistem (output) kembali ke sistem (input) untuk menimbulkan respon.

1.2 Komponen Sistem Umpan Balik

Komponen sistem umpan balik antara lain:

a. Setpoint, yaitu nilai fisiologis normal dari masing-masing variabel tubuh (suhu normal, konsentrasi cairan, keasaman dan kebasahan).

b. Sensor (penerima), yang mendeteksi suatu penyimpangan dari setiap variabel normal.

c. Pusat pengendali, yaitu menerima informasi dari berbagai sensor, mengintegrasi dan memproses informasi tersebut, kemudian menentukan respon balasan untuk kembali ke setpoint.

d. Efektor, yang menjalankan respon yang terus berlangsung sampai setpoint tercapai kembali.

1.3 Macam-Macam Sistem Umpan Balik Yang Ada Dalam Tubuh

a. Homeostatis Suhu Tubuh (Termoregulasi)

    Pengaturan suhu tubuh dapat diibaratkan seperti pengaturan suhu ruangan, kamar atau kantor kita yang menggunakan AC atau pemanas udara ditempat-tempat dingin. Bila kita berada dicuaca panas, alat pendingin bekerja menurunkan suhu sampai sesuai dengan suhu yang kita kehendaki.

Misalnya :

    Alat diatur untuk suhu 25 derajat celcius, maka bila suhu mencapai 25 derajat celcius alat pendingin itu mati dan akan bekerja kembali bila suhunya makin naik menjadi 26 derajat celcius. Alat pengatur nyala mati yang ada didalam mesin pendingin itu tersebut termostat. Agar suhu yang kehendaki tidak cepat hilang, kita perlu menggunakan isolator panas seperti dinding rumah, jendela kaca tertutup, atap genteng dan plafon dari bahan-bahan bukan penghantar panas.

Jadi, bagaimana tubuh kita bekerja ??

    Panas diproduksi oleh metabolisme tubuh kita dan terbesar berasal dari metabolisme yang berasal dari hepar dan otot. Panas didistribusikan keseluruh tubuh secara merata oleh sistem aliran darah dan cairan tubuh. Sebagai isolator suhu adalah kulit dan jaringan lemak dibawah kulit. Sedangkan sebagai termostat suhu tubuh adalah bagian otak yang disebut hipothalamus.

    Hipothalamus sangat peka terhadap perubahan suhu yang dibawah oleh aliran darah. Perubahan suhu tubuh 0,01 derajat celcius saja hipothalamus sudah bereaksi dan menjaga suhu tubuh manusia konstan 37 derajat celcius. Bila suhu tubuh melampaui 37 derajat celcius, maka akan terjadi hal yang sebaliknya. Kita mencari kesejukan, aktivitas metabolisme berada dalam taraf yang biasa saja, produksi keringat dan penguapan bertambah, terjadi vasodilatasi pembuluh darah kulit sehingga panas tubuh lebih mencapai permukaan, terjadi peningkatan radiasi, konduksi dan konveksi panas tubuh. Semua hal ini akan menurunkan suhu tubuh, hal seperti itu terus terjadi dan homeostatis suhu-pun terjaga dengan baik.

Sebagai gambaran sistematis, bisa dilihat Bagan 1.3.1


b. Keseimbangan Glukosa

    Glukosa relatif konstan yaitu 90 sampai 110/100 ml darah. Setelah makan terjadi peningkatan kadar glukosa darah yang merangsang keluarnya insulin dari sel-sel khusus dalam pankreas yang memfasilitasi masuknya glukosa kedalam sel-sel tubuh, sehingga mengurangi kadar glukosa darah. Penurunan kadar glukosa darah mempengaruhi sel-sel pelepas insulin untuk mengurangi pelepasan insulin dan glukosa darah dipertahankan pada kadar yang sesuai.

c. Jumlah Air Tubuh

    Apabila terjadi suatu perubahan dalam pola pemasukan dan pengeluaran air, sehingga tubuh kekurangan air, maka sel-sel dipusar harus di hypothalamus akan terangsang, kemudian memerintahkan individu mencari minum dan merangsang sel-sel hipofisis posterior untuk melepaskan simpanan ADHnya (anti diuretic hormone).

    ADH yang beredar dalam darah akan mempengaruhi sel-sel tubuh distal dan duktus koligentes ginjal untuk lebih banyak menarik air kembali kedalam darah, akibatnya jumlah air kemih menjadi berkurang. Sebaliknya bila jumlah masukan air sedemikian banyaknya, maka hipofisi posterior akan menghentikan sama sekali hormon ADH, sehingga air tidak diabsorbsi pada tubulus distal dan duktus koligentes ginjal. Dengan demikian, air lolos saja, sehingga menyebabkan jumlah air tubuh tetap terjaga dalam keseimbangan.

Post a Comment

0 Comments

Search This Blog