FUROSEMIDE

FUROSEMIDE

A.     Definisi Obat Furosemide

Furosemide merupakan obat golongan loop diuretik atau diuretik kuat. Diuretik merupakan kelompok obat yang akan meningkatkan jumlah urin yang keluar dari ginjal. Obat ini bekerja pada glomerulus ginjal dengan menghambat penyerapan kembali zat natrium oleh sel tubulus ginjal, sehingga terjadi peningkatan pengeluaran air, natrium, klorida, dan kalium tanpa mempengaruhi tekanan darah normal.

Golongan obat diuretik kuat ini biasanya digunakan dalam terapi pada pasien yang mengalami gagal jantung. Dalam kondisi tersebut, terjadi penumpukan cairan yang disebabkan karena jantung yang tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik. Selain itu, Furosemide juga digunakan untuk mengayasi pembengkakan atau edema yang disebabkan oleh kondisi penyakit hati dan penyakit ginjal.

B.      Peringatan Sebelum Menggunakan Obat Furosemide

  • ·     Jangan menggunakan furosemide jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap obat ini dan obat golongan sulfa, seperti sulfametoxazole.
  • ·     Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat pembesaran prostat, penyakit ginjal, gangguan hati, penyakit asam urat, diabetes, lupus, dan ketidakseimbangan elektrolit.
  • ·     Beri tahu dokter jika Anda baru menjalani pemeriksaan yang melibatkan penyuntikan zat radioaktif (kontras) ke dalam pembuluh darah vena, sebelum menggunakan obat ini.
  • ·     Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan sebelum menggunakan furosemide.
  • ·     Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk suplemen, dan produk herbal.

·     Segera temui dokter jika mengalami reaksi alergi obat/overdosis setelah menggunakan obat ini.

C.     Dosis dan Aturan Pemakaian Obat Furosemide

Dosis furosemide berbeda-beda pada tiap pasien. Dokter akan memberikan dosis dan menentukan lama pengobatan sesuai dengan kondisi yang dialami pasien. Furosemide bisa diberikan dalam bentuk obat minum atau suntikan. Suntikan furosemide bisa diberikan secara IM (intramuscular atau ke otot) atau IV (intravena/ke pembuluh darah).

Berikut ini adalah pembagian dosis furosemide berdasarkan kondisi yang ingin diobati:

1.   Dosis Furosemide untuk orang Dewasa

a.   Dosis Furosemide untuk asites

1)   Oral

Awal: 20-80 mg per dosis.

Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis maksimal harian 600 mg.

2)   Infus

10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis. Dosis tunggal melebihi 200 mg jarang dibutuhkan.

Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1 mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.

b.   Dosis Furosemide untuk gagal jantung kongestif

1)   Oral

Awal: 20-80 mg per dosis.

Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis maksimal harian 600 mg.

2)   Infus

10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis. Dosis tunggal melebihi 200 mg jarang dibutuhkan.

Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg sebagai dosis awal bolus, diikuti 0.1 mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.

c.   Dosis Furosemide untuk edema

1)   Oral

Awal: 20-80 mg per dosis.

Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis maksimal harian 600 mg.

2)   Infus

10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi 200 mg jarang dibutuhkan.

Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1 mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.

1)  Dosis Furosemide untuk oliguria non obstruktif

1)   Oral

Awal: 20-80 mg per dosis.

Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis maksimal harian 600 mg.

2)   Infus

10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis. Dosis tunggal melebihi 200 mg jarang dibutuhkan.

Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1 mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.

2)  Dosis Furosemide untuk edema paru

1)   Oral

Awal: 20-80 mg per dosis.

Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis maksimal harian 600 mg.

2)   Infus

10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi 200 mg jarang dibutuhkan.

Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1 mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.

3)  Dosis Furosemide untuk gagal ginjal

1)   Oral

Awal: 20-80 mg per dosis.

Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis maksimal harian 600 mg.

2)   Infus

10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis. Dosis tunggal melebihi 200 mg jarang dibutuhkan.

Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1 mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.

4)  Dosis Furosemide untuk transplantasi ginjal

1)   Oral

Awal: 20-80 mg per dosis.

Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis maksimal harian 600 mg

2)   Infus

10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis. Dosis tunggal melebihi 200 mg jarang dibutuhkan.

Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1 mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.

5)  Dosis Furosemide untuk oliguria

1)   Oral

Awal: 20-80 mg per dosis.

Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis maksimal harian 600 mg.

2)   Infus

10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi 200 mg jarang dibutuhkan.

Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1 mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.

6)  Dosis Furosemide untuk hiperkalsemia

1)   Oral: 10-40 mg 4 kali sehari.

2)   Infus: 20-100 mg setiap 1-2 jam selama 1-2 menit

2.   Dosis Furosemide untuk Anak-anak

a.   Dosis Furosemide Anak untuk edema Neonatal

1)   Oral: Bioavailabilitas sekitar 20%;

dosis 1 mg/kg/dosis 1-2 kali/hari telah digunakan

2)   IM atau IV: Oxygenation (ECMO)

circuit; jangan memberikan langsung pada sirkuit ini; dibutuhkan dosis tinggi untuk mendapatkan efek diuretik yang adekuat.

b.   Usia kehamilan kurang dari 31 minggu

1 mg/kg/dosis setiap 24 jam; akumulasi dan peningkatan risiko toksisitas dapat terjadi dengan dosis lebih dari 2 mg/kg atau dosis 1 mg/kg diberikan lebih sering dari pemberian setiap 24 jam.

c.   Usia kehamilan ≥ 31 minggu

Oral: 1-2 mg/kg/dosis setiap 12-24 jam

Infus IV berkelanjutan: 0.2 mg/kg/jam, ditingkatkan 0.1 mg/kg/jam setiap 12-24 jam hingga kecepatan infus maksimal 0.4 mg/kg/jam

d.   Edema Paru

Inhalasi: 1-2 mg/kg/dosis dicairkan dalam 2 mL NS sebagai dosis tunggal

e.   Bayi dan Anak

Oral: 2 mg/kg sekali sehari; jika tidak efektif, dapat ditingkatkan 1-2 mg/kg/dosis setiap 6-8 jam; tidak lebih dari 6 mg/kg/dosis. Pada kebanyakan kasus, tidak dibutuhkan dosis lebih dari 4 mg/kg atau frekuensi sekali atau dua kali sehari.

IM atau IV: 1-2 mg/kg/dosis setiap 6-12 jam

Infus IV berkelanjutan: 0.05 mg/kg/jam; titrasi dosis untuk efek klinis.

D.     Kontra Indikasi

Obat ini tidak boleh dan dilarang keras untuk dikonsumsi oleh orang yang menderita kondisi atau memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap komponen atau komposisi yang ada dalam obat ini. Hipersensitivitas merupakan suatu kondisi dimana munculnya sebuah reaksi yang berlebihan karena terlalu lemah atau sensitifnya respon imun tubuh.

Akibatnya akan terjadi kerusakan, ketidaknyamanan, dan dapat mengakibatkan kondisi yang sangat fatal bagi tubuh. Reaksi ini dibedakan menjadi 4 tipe, yaitu hipersensitivitas tipe 1, hipersensitivitas tipe 2, hipersensitivitas tipe 3, dan hipersensitivitas tipe 4. Semakin tinggi tingkatan hipersensitivitas, maka dampak yang dihasilkan akan semakin buruk. Oleh karena itu pastikan anda selalu berkonsultasi dengan dokter jika ingin menggunakan obat-obatan tertentu untuk menghindari reaksi hipersensitivitas. 

E.      Cara Penyimpanan Obat Furosemide

Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan. Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman membuang produk Anda.

F.      Perhatian Harus Dengan Resep Dokter

HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Hati-hati penggunaan obat ini pada pasien dengan kondisi: Pasien dengan pradiabetes atau diabetes mellitus. Sirosis hati. Gout. Gangguan berkemih. Berisiko mengalami penurunan tekanan darah yang parah. Gangguan ginjal dan hati. Lansia, anak, wanita hamil dan/atau menyusui. Kategori kehamilan: Kategori C: Mungkin berisiko. Obat digunakan dengan hati-hati apabila besarnya manfaat yang diperoleh melebihi besarnya risiko terhadap janin. Penelitian pada hewan uji menunjukkan risiko terhadap janin dan belum terdapat penelitian langsung terhadap wanita hamil.

G.     Cara Menggunakan Obat Furosemide Dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan obat sebelum menggunakan furosemide. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter. Furosemide tablet dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Minumlah furosemide tablet dengan segelas air putih. Bila Anda lupa mengonsumsi furosemide tablet, segera konsumsi obat ini begitu teringat, jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Furosemide suntik hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Dokter akan menyuntik furosemide sesuai kondisi pasien. Dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk tetap melanjutkan penggunaan obat meskipun kondisi kesehatan sudah membaik. Hal ini bertujuan untuk menghindari kambuhnya kondisi, khususnya penderita hipertensi. Simpan obat ini dalam suhu ruangan. Hindarkan dari paparan sinar matahari langsung dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

H.     Interaksi Obat Furosemide Dengan Obat Lain

Obat-obatan apa yang mungkin berinteraksi dengan Furosemide?

Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam dokumen ini. Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker. Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apapun tanpa persetujuan dokter.

Jika Anda menggunakan sucralfate (Carafate), gunakan minimal 2 jam sebelum atau setelah Anda menggunakan Furosemide.

Beritahukan dokter semua obat yang Anda gunakan, khususnya:

·     Cisplatin (Platinol)

·     Cyclosporine (Neoral, Gengraf, Sandimmune)

·     Ethacrynic acid (Edecrin)

·     Lithium (Eskalith, Lithobid)

·     Methotrexate (Rheumatrex, Trexall)

·     Phenytoin (Dilantin)

·     Antibiotik seperti amikacin (Amikin), cefdinir (Omnicef), cefprozil (Cefzil), cefuroxime (Ceftin), cephalexin (Keflex), gentamicin (Garamycin), kanamycin (Kantrex), neomycin (Mycifradin, Neo Fradin, Neo Tab), streptomycin, tobramycin (Nebcin, Tobi)

·     Obat jantung atau tekanan darah seperti amiodarone (Cordarone, Pacerone), benazepril (Lotensin), candesartan (Atacand), eprosartan (Teveten), enalapril (Vasotec), irbesartan (Avapro, Avalide), lisinopril (Prinivil, Zestril), losartan (Cozaar, Hyzaar), olmesartan (Benicar), quinapril (Accupril), ramipril (Altace), telmisartan (Micardis), valsartan (Diovan), dan lainnya

·     Laksatif (Metamucil, Milk of Magnesia, Colace, Dulcolax, Epsom salts, senna, dan lain-lain)

·     Salicylates seperti aspirin, Disalcid, Doan’s Pills, Dolobid, Salflex, Tricosal, dan lain-lain atau

·     Steroids (prednisone dan lain-lain)

Daftar ini tidak lengkap dan obat lain mungkin dapat berinteraksi dengan Furosemide. Beritahukan dokter Anda semua obat yang Anda gunakan. Termasuk obat resep, nonresep, vitamin, dan produk herbal. Jangan memulai penggunaan obat baru tanpa sepengetahuan dokter.

I.       Efek Samping dan Bahaya Obat Furosemide

Berhenti gunakan Furosemide dan hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius seperti:

·     Telinga berdenging, tuli

·     Gatal, tidak napsu makan, urin berwarna gelap, bab dempul, sakit kuning (kulit atau mata menguning)

·     Nyeri hebat pada perut atas menyebar ke punggung, mual dan muntah

·     Berat badan turun, nyeri badan, baal

·     Bengkak, penambahan berat badan dengan cepat, lebih jarang atau tidak buang air kecil

·     Nyeri dada, batuk baru atau memburuk dengan demam, masalah pernapasan

·     Kulit pucat, memar, perdarahan yang tidak biasa, merasa seperti melayang, denyut jantung cepat, sulit konsentrasi

·     Rendah kalium (bingung, denyut jantung tidak teratur, rasa tidak nyaman pada kaki, lemah otot atau rasa seperti pincang)

·     Rendah kalsium (rasa geli di sekitar mulut, otot kencang atau kontraksi, refleks berlebihan)

·     Sakit kepala, sempoyongan, lemah atau sulit menelan

·     Reaksi kulit hebat – demam, sakit tenggorokan, bengkak wajah atau lidah, rasa terbakar pada mata Anda, nyeri kulit, diikuti ruam merah atau ungu yang menyebar (khususnya pada wajah atau tubuh bagian atas) dan menyebabkan lepuhan dan mengelupas

 

Efek samping yang lebih ringan dari furosemide yaitu:

·     Diare, sembelit, nyeri perut

·     Pusing, sensasi berputar

·     Gatal atau ruam ringan

·     Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

J.       Pengaruh Obat Furosemide Untuk Ibu Hamil

Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan furosemide pada ibu hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C (mungkin berisiko) menurut US Food and Drugs Administration (FDA).

Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA:

·     A= Tidak berisiko

·     B=Tidak berisiko pada beberapa penelitian

·     C=Mungkin berisiko

·     D=Ada bukti positif dari risiko

·     X=Kontraindikasi

·     N=Tidak diketahui

K.     Interaksi Antara Makanan atau Alkohol dengan Obat Furosemide

Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada saat makan atau saat makan makanan tertentu karena interaksi obat dapat terjadi. Mengonsumsi alkohol atau tembakau dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan interaksi terjadi. Diskusikan penggunaan obat Anda dengan makanan, alkohol, atau tembakau dengan penyedia layanan kesehatan Anda.

L.      Kondisi Kesehatan yang Dapat Berinteraksi Dengan Obat Furosemide

Adanya masalah kesehatan lain di tubuh Anda dapat mempengaruhi penggunaan obat ini. Beritahukan dokter Anda bila Anda memiliki masalah kesehatan lain, khususnya:

·     Alergi obat sulfa (misalnya sulfamethoxazole, sulfasalazine, sulfisoxazole, Azulfidine®, Bactrim®, Gantrisin®, or Septra®)

·     Anemia

·     Masalah BAK

·     Dehdrasi

·     Diabetes mellitus

·     Asam urat

·     Masalah pendengaran

·     Hiperurisemia (asam urat tinggi dalam darah)

·     Hipokalsemia (kadar kalsium rendah dalam darah)

·     Alkalosis hipokloremik (kadar klorin rendah dalam darah)

·     Hipokalemia (kadar kalium rendah dalam darah)

·     Hipomagnesemia (kadar magnesium rendah dalam darah)

·     Hiponatremia (kadar natrium rendah dalam darah)

·     Hipotensi (tekanan darah rendah)

·     Hipovolemia (volume darah rendah)

·     Penyakit hati rendah (misalnya sirosis)

·     Systemic lupus erythematosus (SLE)

·     Tinitus (telinga berdenging)

·     Sulit buang air kecil (disebabkan oleh kelainan pengosongan kandung kemih, pembesaran prostat, uretra yang menyepit)—gunakan dengan hati-hati karena dapat memperburuk kondisi

·     Anuria (tidak dapat buang air kecil)—tidak boleh digunakan pada pasien dengan kondisi ini

·     Hipoproteinemia (kadar protein rendah dalam darah) dari masalah ginjal

·     Radiocontrast nephropathy (masalah ginjal)—dapat memperburuk efek samping

·     Penyakit ginjal berat—gunakan dengan hati-hati, karena efek samping dapat meningkat akibat melambatnya pembuangan obat dari tubuh

M.    Overdosis Obat Furosemide

Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat lokal (112) atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.

N.     Apa yang harus Anda lakukan bila melewatkan satu dosis Obat Furosemide

Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin. Namun bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa. Jangan menggandakan dosis.


Post a Comment

0 Comments

Search This Blog